SEBELUM MATHARI TERBIT/BEFORE SUNRISE

Lokasi: Ulin forest/Tabalien, Desa Parempei, Desa Bereng Malaka, Kawasan Hutan Adat Rungan, Keluharan Mungku Baru, Kalimantan Tengah  

Jam Perekaman/recording time: 4.00


Kita sedang mendengarkan hutan Ulin pada pukul 4 pagi. Hutan Ulin terletak 200 Km dari Palangkaraya, dimana sebagian besar pohon ulin masih berada di habitat alaminya dan terus dijaga oleh masyarakat Dayak Ngaju.

Ketika Kita mendengarkan suara Hutan Ulin pada jam-jam sebelum matahari terbit, Kita dapat menyaksikan transisi yang lambat dari malam ke pagi hari. Sementara hewan-hewan malam,jangkrik dan sebangsanya masih aktif, hewan yang pertama kali memulai panggilan paginya adalah Siamang, dimana suaranya seperti panggilan untuk membangunkan burung-burung yang nyanyiannya langsung disambut kawanan Owa yang juga memulai aktifitas paginya.

Owa memanggil untuk menyapa kawanannya dan menandai wilayah mereka. Mereka bersuara melalui kantung tenggorokan yang membesar dan berfungsi sebagai ruang resonansi yang memperkuat panggilan mereka. Inilah sebabnya mengapa suara mereka lebih keras daripada suara penyanyi manusia dan dapat didengar hingga beberapa kilometer jauhnya.

English:

You are listening to  Ulin forest at 4 a.m.  The Ulin forest is located around 200 km from Palangkaraya, with a significant number of ironwood trees guarded by the Ngaju Dayak community.

When you listen to the sounds of the Ulin forest at this time before sunrise, you can witness the slow transition from night into morning. While the nocturnal animals are still active, the very first animals to start their morning calls are the gibbons. It is like a wake-up call for the birds, which start to sing once the gibbons are active.

The gibbons are calling to greet their neighbors and mark their territory. They vocalize through an enlarged, inflatable throat sac that acts as a resonating chamber, amplifying their calls. This is why their voices are louder than those of human singers and can be heard for several kilometers away.